1.
Pengertian
Kewiraswastaan
Istilah
wiraswasta merupakan terjemahan dari kata entrepreneur, namun pengertiannya
berbeda. Menurut Mc Clelland (1967) seorang entrepreneur adalah seorang yang
menerapkan kemampua untuk mengatur, menguasai alat-alat produksi dan
menghasilkan hasil yang berlebihan yang selanjutnya dijual atau ditukarkan dan
memperoleh pendapatan dari usahanya tersebut. [1]
Menurut
imam S. Sukardi (1984) pengertian wiraswastaaan menunjukkan kepada kepribadian
tertentu, yakni pribadi, yang mampu berdiri diatas kekuatan sendiri. [2]
manusia yang mampu berdiri diatas kekuatannya sendiri, dengan kemampuannya
sendiri dan mampu mencapai apa yang dia inginkan atas dasar pertimbangananya
sendiri.
Menurut
Schumpeter seseorang yg menggerakkan perekonomian masyarakat untuk maju,
mencakup mereka yg mengambil resiko, mengkoordinasi, mengelola penanaman modal/
sarana produksi, mereka yg mengenalkan fungsi faktor produksi baru atau mereka
yg memiliki respon yg kreatif dan inovatif.
wiraswasta: seorang yg
memiliki kemampuan dan sikap mandiri, kreatif, inovatif, ulet, berpandangan
jauh ke depan, pengambilan resiko yg sedang, & tanpa mengabaikan
kepentingan orang lain dalam bidangnya/ masyarakat (Munandar, 2000).
Dari
pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa seorang wiraswasta adalah
seorang yang memiliki kemampuan dan sikap mandiri, kreatif, inovasi,ulet,
berpandangan jauh kedepan, pengambilan resiko yang sedang dan tanpa mengabaikan
kepentingan orang lain dalam bidangnya atau masyarakat.
2.
Peranan
Wiraswasta Dalam Dunia Usaha
William
Soerjadjaja (1981) mengatakan fungsi dan peran wiraswasta yaitu
1) Memimpin
usaha, baik secara teknik dan ekonomis dengan berbagai aspek fungsional.
2) Mencari
keuntungan bisnis, dan
3) Membawa
usaha kea rah kemampuan, perluasan,perkembangan serta kontinuitas.
Peran Enterpreneur, menurut Schumpeter :
1)
Memperkenalkan hasil produksi baru.
2)
Memperkenalkan cara berproduksi yg
lebih maju.
3)
Membuka pasaran.
4)
Merebut sumber bahan mentah atau setengah
jadi.
3.
Ciri-ciri Psikologik Seorang Wiraswasta
Menurut Imam S. Sukardi
(1984) berpendapat bahwa seorangwiraswasta adalah :
a)
Seorang yang supel
dan fleksibel dalam bergaul, mampu menerima kritikdan mampu melakukan
komunikasi yang efektif dengan orang lain.
b)
Seseorang yang
mampu dan dapat memanfaatkan kesempatan usahayang
ada.
c)
Seseorang
yang berani mengambil risiko yang telah diperhitungkan
atashal-hal yang akan dikerjakan serta menyenangi tugas-tugas yang
efektif dengan orang lain.
d)
Seseorang yang memiliki
pandangan yang ke depan, cerdik, lihai, dapatmenanggapi situasi yang
berubah-ubah serta tahan terhadap situasi yangtidak menentu (istilah sekarang
tahan bantingan).
e)
Seseorang yang dengan
oto-aktivitasnya mampu menemukan sesuatuyang orisinil dari pemikiran sendiri
dan mampu menciptakan hal-hal baruserta kreatif.
f)
Seseorang yang mempercayai
kemampuan sendiri, kemampuan untukbekerja mandiri, optimis dan
dinamis serta memiliki kemampuan untukmenjadi pemimpin.
g)
Seseorang yang mampu
dan menguasai berbagai pengetahuan maupunketrampilan dalam menyusun,
menjalankan dan mencapai tujuanorganisasi usaha, manajemen umum dan berbagai
bidang pengetahuanlain yang menyangkut dunia usaha.
h)
Seseorang yang memiliki
motivasi yang kuat untuk menyelesaikantugasnya dengan baik, mengutamakan
prestasi, selalu memperhitungkanfaktor penghambat maupun penunjang, tekun,
kerja keras, teguh dalampendirian dan berdisiplin tinggi.
i)
Seseorang yang memperhatikan
lingkungan sosial untuk mencapai taraf hidup yang lebih
baik bagi semua orang.
Menurut Panglaykim (1978) seorang wiraswasta
modern pada dasarnya mempunyai karakteristik psikologik spesifik. Ia gemar
menghadapi tantangan, bergerak dalam dunia yang penuh persaingan dan
menunjukkan kegigiha dalam berjuang untuk akhirnya muncul sebagai pemenang.
Dalam hal ini seorang wiraswasta tidak menyukai kerja yang lamban, dan suka
mengambil resiko serta mampu mempengaruhi orang lain agar kerja lebih giat.
Disamping itu ia menyenangi konsep, gagasan dan teknologi baru agar cara-cara
yang ditetapkan lebih efisien.
4.
Bagaimana kewiraswastaan di Indonesia
Pertumbuhan kewiraswastaan dari masing-masing
masyarakat tidak selalu sama karena adanya perbedaan factor yang mendasarinya,
misalnya: factor ekonomi, social, politik, cultural maupun sejarah. Di
lingkungan masyarakat yang sedang berkembang
sector swasta sering menghadapi situasi yang rumit karena banyaknya
keterbatasan dan hambatan untuk tumbuh sesuai dengan kondisi tradisional yang
sering dialami oleh masyarakat sedang berkembang pada umumnya.
Heidjrahman (1982) berpendapat bahwa jumlah
wiraswastawan di Indonesia masih sangat terbatas, baru mencapai 0,001 persen
dari jumlah penduduk yang berjiwa wiraswasta. Menurut Suparma (1978) untuk
ppembangunan suatu Negara pada dasarnya dibutuhkan 2% dari jumlah penduduk yang
berjiwa wiraswasta. Kecilnya jumlah ini disebabkan karena etos kerja yang
kurang menghargai kerja keras, kondisi ekonomi baik masa penjajahan maupun
sudah kemerdekaan dengan segala konsekuansinya dalam masyarakat. Selain itu
yang terpenting adalah sikap mental wiraswasta.
Wiraswastawan
cenderung memiliki beberapa ciri tingkah laku yangmenonjol, antara
lain :
1)
Bertanggung jawab secara pribadi
atas segala tindakannya
2)
Berusaha mengerjakan tugas
dengan cara-cara baru yang kreatif.
3)
Mengharapkan adanya umpan
balik dari tugas yang dikerjakan.
4)
Mempunyai taraf aspirasi yang realistis
untuk pencapaian tujuan dimasadepan.
5)
Dalam dirinya selalu ada keraguan untuk
meraih prestasi yang lebih baikdan untuk itu mau bekerja keras.
6)
Selalu memperhitungkan resiko dari tugas
yang dikerjakan sehingga cenderung menetapkan tujuan yang sedang-sedang
resikonya.
Menurut Mc Clelland untuk wiraswastawan
selain mempunyai motif untuk berprestasi yang tinggi pada mereka juga mempunyai
motif berafiliasi dan motif berkuasa. Untuk motif afiliasi merupakan kebutuhan
akan kehangatana dan dukungan dalam hubungan dengan orang lain. Sedang motif
berkuasa yang motif untuk menyimpulkan bahwa wiraswastawa terdapat motif untuk
menguasai dan mempengaruhi orang lain.
Mengenai sikap mental wiraswastawan
dijelaskan oleh Mattulada (1985) yang cukup dianggap mewakili kondisi
masyarakat Indonesia yaitu:
a.
Tanggapn
terhadap waktu. Berorientasi kemasa depan. Nampaknya bererientasi ke masa depan
Indonesia belum begitu berkembang dalam mentalitasnya.
b.
Tanggapan
terhadap hakikat hidup. Dalam menghadapi hidup orang harus memiliki nilai yang
tinggi unsure-unsur yang menggembirakan dan unsure yang mendorong upaya ke arah
kebahagiaan dalam kehidupan sikap mental
semacam ini, orang Indonesia masih kurang dalam membudayakannya.
c.
Tanggapan
terhadap hubungan dengan sesama manusia.
Menilai tinggi kerjasama denga orang lain tanpa meremehkan kualitas
individu merupakan orientasi yang mendorong kemajuan masyarakat. Di Indonesia
masalah kerjasama ini masih harus diupayakan, sebab kendalanya mengandung
aspek-aspek negative yang mengarah ke individu.
d.
Tanggapan
terhadap kerja. Orang Indonesia masih menunjukkan sikap mental yang hanya
mementingkan kerja untuk kedudukan dan prestise saja.
e.
Tanggapan
tentang alam. Sikap mental yang mendorong keinginan orang untuk menguasai alam
beserta isinya dipandnag sebagai sikap mental yang dapat mengembangkan kemajuan
dalam masyarakat.
Menurut Koentjaningrat (1981) sesudah
revolusi kemerdekan Indonesia tumbuh beberapa kelemahan dalam mentalitas orang
Indonesia. Sifat kelemahan tersebut bersumber pada kehidupan yang penuh
keragu-raguan, kehidupan tanpa pedoman dan orientasi yang tegas.pendapat ini
senada denga pendapat Mochtar Lubis. Dia berpendapat bahwa orang Indonesia
memiliki cirri-ciri berikut : munafik, segan dan enggan bertanggung jawab.
Berjiwa feudal, percaya tehayul, artistic, watak lemah, tidak hemat, dan tidak
bekerja keras. Mentalitas priyayi lebih memadang While-collarjob sebagai puncak idaman, sedangkan pekerjaan tangan
diaggap sebagau nasib yang paling malang.
Dari uraian diatas Nampak bahwa factor sikap mental sangat besar
pengaruhnya terhadap pertumbuhan wiraswastawan.
Adapun sikap mental yang harus dikembangkan
mengarah pada :
1)
Efisiensi
2)
Kerajinan
3)
Ketertiban
4)
Ketelitian
5)
Kesederhanaan
6)
Kejujuran
7)
Kemampuan
mengambil keputusa secara rasional
8)
Siap
dan peka terhadap perubahan
9)
Mampu
melihat peluang
10) Mempunyai semangat kerja
11) Ketulusan dan percaya diri
12) Mampu bekerjasama
13) Berpandangan jauh kedepan
5.
Masalah Pengembangan Kewiraswastaan
Setiap manusia dikarunia oleh Tuhan
bermacam-macam potensi, namun menurut para ahli banyak diantaranya yang belum
digunakan atau dikembangkan. Potensi- potensi yang dimiliki manusia sebagai
perlengkapan dirinya, yang pada beberapa orang telah dikembangkan sedangkan
yang kebanyakan orang menyadarinyapun tidak. William James seorang Psikolog
Amerika memperkirakan bahwa orang biasa baru menggunakan lebih kurang 10%
kemampuannya.
Jika dilihat dari fakta tersebut dan
dikaitkan dengan kewiraswastaan, dimana kewiraswastaan tidak dapat lepas dari
SDM, maka pengembangan kewiraswastaan perlu didiskusikan lebih lanjut.
5.
Proses Perkembangan Wiraswasta
Batasan wiraswasta adalah :
a.
Seseorang
yang memiliki penguasaan atas alat-alat produksi, sumber daya dan tenaga kerja.
b.
Melalui
penguasaan tersebut, dia menciptakan produk tertentu
c.
Produk
tersebut ditukarkan atau dijual dalam situasi pasar.
d.
Hasil
pertukaran maupun penjualan sumber penghasilan dan kehidupan orang tersebut.
Jadi sorang wiraswasta adalah seorang yang
dapat memanfaatkan, mengatur, mengarahkan sumberdaya, tenaga kerja, alat
produksi untuk menciptakan sesuatu produk tertentu. Dimana produk tersebut
ditukarkan atau dijual dalam situasi pasar, dan dengan demikian mendapatkan
sumber penghasilan untuk kelangsungan hidupnya.
Penelitian Mc Clelland menunjukkan data dasar
untuk membandingkan wiraswasta dan non wiraswasta. Menurutnya baik wiraswasta
maupun non wiraswasta memiliki tiga dasar motif social. Yaitu: motif untuk
berprestasi, motif untuk berafiliasi (menjalin persahabatan) dan motif untuk
berkuasa. Motif berprestasi lebih terlihat jelas pada wiraswasta disbanding non
wiraswasta.
Karakteristik untuk menjadi wiraswasta,yaitu:
a)
Mempunyai
rasa percaya dan harga diri yang kuat.
b)
Ingin
menciptakan sesuatu yang orisinil.
c)
Orientasi
pada masa depan.
d)
Berani
mengambil resiko
e)
Berorientasi
pada hubungan antar manusia.
6.
Profil wiraswasta yang berhasil
Menurut Mc Clelland, seorang wiraswasta yang
dianggap berhasil bila ia mampu bertahan dan mencapai tujuan dalam bidang
usahanya. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh ahli-ahli ilmu social, keberhasilan seorang wiraswasta apabila
ditinjau dari karakteristik psikologiknya, mereka mempunyai profil
karakteristik tertentu, yaitu: (iman
Snatoso Sukardi)
1)
Self
confidence
Kepercayaan terhadap kemampuan diri sendiri
untuk bekerja sendiri, bersikap optimis
dan dinamis, memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin.
2)
Originality
Kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru, tidak terikat pada pola yang
ada, kreatif dan cakap pada berbagai bidang.
3)
People
oriented
Menggunakan orang lain sebagai feedback terhadap apa yang telah ia
kerjakan, baik langsung maupun tidak langsung,
4)
Task-result
oriented
Merupakan tingkah laku yang bertujuan untuk menjelaskan tugas, adanya
dorongan kuat untuk mengambil resiko dan menerima segala konsekuensi yang
terjadi dari apa yang telas diputuskan sehubungan dengan tugasnya.
5)
Future
oriented
Kemampuan untuk berpandangan jauh kedepan, mengenai hal-hal yang akan
terjadi.
6)
Risk-taking
Kemampuan
mengambil resiko atas hal-hal yang dikerjakannya, bila gagal tidak mencari
kambing hitam yang dijadikan sumber hambatan terhadap pencapaian tujuan dari
apa yang sudah dikerjakan.
Karuniadi (1978) memberikan gambaran mengenai
cir-ciri tingkah laku pengusaha yang berhasil, disamping mempunyai daya fikir
kreatif, maupun dalam tingkah lakunya taupun sikap mentalnya harus mempunyai factor-faktor
sebagai berikut:
1)
Terbuka
terhadap saran-saran dari orang lain terhadap apa yag telah dilakukannya.
2)
Mempunyai
fikiran yang dipusatkan kepada satu hal pada satu waktu
3)
Mempunyai
keinginan membara untuk maju
4)
Adanya
kegairahan maupun semangat yang menyala-nyala terhadap apa yang dibuat.
5)
Dapat
menganalisis suatu masalah secara sistematik
6)
Mempunyai
rasa ingin tahu yang kuat dan haus akan ilmu pengetahuan.
7)
Mempunyai
inisiatif yang menonjol atau berani mengambil langkah-langkah baru yang lain
kebiasaan.
Keberhasilan wiraswastawan ataupun
wirausahawan merupakan perpaduan antara kebutuhan dan penetapan tujuan yang
mempengaruhi tingkah laku yang produktif. Menurut Mc. Ber & Company (1974),
pola tingkah laku dalam menetapkan tujuan prestasi ada lima factor, yaitu:
a) Realistic,
artinya
seseorang pengejar prestasi didalam menetapkan tujuanharus cukup realistik
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
b) Challenging,
artinya
tujuan itu sendiri harus mempunyai tantangan.
c) Time-phased,
artinya
adanya batasan waktu yang ditetapkan oleh individuguna mengakhiri dan
menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungandengan pencapaian tujuan.
d) Specific,
artinya kejelasan dari
tujuan yang ingin dicapainya dapatdiformulasikan
secara konkret.
e) Measurable,
artinya tujuan itu harus
dapat diketahui dan diukur akhirnya.
Perilaku kewiraswastaan disimpulkan sebagai
berikut :
1)
Dorongan untuk berprestasi berpengaruh
terhadap perkembangan atauhasil usaha seseorang.
2)
Individu yang mempunyai kebutuhan
berprestasi yagn tinggi cenderungmemiliki profesi bisnis atau usaha.
3)
Individu yang mempunyai kebutuhan
berprestasi tinggi cenderungmenetapkan tingkat aspirasi secara realistik.
4)
Individu yang mempunyai kebutuhan
untuk berprestasi yang tinggi, selalumemiliki tugas atau pekerja yang
mempunyai risiko yang sedang, danselalu mementingkan hasil akhir yang baik,
sesuai dengan standar yangditetapkan sendiri.
5)
Kebutuhan berprestasi dari
para pengusaha dari berbagai latar belakangkebudayaan pada prinsipnya
dapat lebih dikembangkan.
6)
Keberhasilan para pengusaha di negara-negara
sedang berkembangdisebabkan salah satu faktornya yaitu mempunyai kebutuhan
berprestasiyang
tinggi.
7)
Dengan kebutuhan berprestasi yang tinggi memungkinkan seorang
pengusaha mempunyai inisiatif yang tinggi, mau mengekplorasi, dan secara
kontinum mengadaka penelitian terhdap lingkungan guna menemukan cara-cara yang
baru untuk dapat memecahkan masalahnya secara memuaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar